Pages

Labels

Tampilkan postingan dengan label Kisah Sejarah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kisah Sejarah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 21 Februari 2015

Ummu Darda' Ash sughra Dipersatukan Dalam Indahnya Ilmu

bunga 10.jpg

         Ada banyak hal yang melatarbelakangi manusia dalam memilih pasangan hidup. Dan keilmuan serta pemahaman yang cerdas terhadap ajaran islamlah yang membuat Abu Darda’, salah seorang sahabat Rasulullah, memilih Hujaimah binti Huyai Al Wasshabiyah yang kemudian lebih dikenal sebagai Ummu Darda’ Ash Shugra.

Sebelum Abu Darda’ menikahinya, Ummu Darda’ adalah seorang anak yatim yang diasuh oleh Abu Darda’. Nama Ummu Darda’ Ash Sughra beliau peroleh karena ia dinikahi Abu Darda’ setelah istri pertamanya, Khairah binti Hadrad atau yang dikenal pula sebagai Ummu Darda’, meninggal dunia. Untuk membedakannya dengan istri pertama, maka dipanggillah ia dengan Ummu Darda’ Ash Sugra atau yang lebih muda.

Sejak kecil Abu Darda’ selalu menyertakannya untuk mengikuti majelis ilmu serta shalat berjamaah bersama kaum laki-laki. Ummu Darda’ pun mendapat kesempatan mempelajari ayat-ayat al Qur’an langsung dari para ahlinya sehingga ia tumbuh menjadi wanita yang baik bacaan Qur’annya serta baik pula pemahamannya terhadap ayat-ayat tersebut. Hal ini terus berlangsung sampai ia baligh dan kemudian bergabung dengan majelis ilmu bersama kaum perempuan.

Abu Darda’ adalah salah satu guru Ummu Darda’ Ash Sughra . Abu Darda’ sangat mengagumi kemampuan Ummu Darda’ dalam menghapal al Qur’an. Setelah Ummu Darda’ dewasa Abu Darda’ kemudian menikahinya. Hal ini semakin membuat Ummu Darda’memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak dan leluasa dengan Abu Darda’. Kesempatan yang semakin mengasah kecerdasan Ummu Darda’. Bagaimana tidak, bila dua orang pecinta ilmu bersatu maka dapat dibayangkan bagaimana kondisi rumah tangga yang akan terbangun. Tentu suasana diskusi dan belajarlah yang akan mendominasi aktivitas kehidupan rumah tangga mereka. Hal inilah yang semakin menguatkan cinta mereka berdua.

Selain belajar dengan sang suami, Ummu Darda’ juga memiliki kesempatan belajar kepada Salman AL Farisi, Abu Hurairah, Abu Malik Al Anshari, Fadhalah bin Ubaid serta Ummul Mukminin Aisyah.

Tak hanya pelajar yang cerdas, Ummu Darda’ juga seorang guru piawai dalam membagi ilmunya. Tercatat banyak ulama terkemuka yang menimba ilmu dari Ummu Darda’.
Selain pelajaran tentang al Qur’an, ada banyak hal yang juga didapat oleh Ummu Darda’ dari sang suami. Misalnya saja nasehat tentang qanaah. Dalam suatu kesempatan Abu Darda’ pernah berujar kepada sang istri, “ Jangan pernah meminta sesuatu kepada orang lain . ” Lantas bagaimana kalau aku membutuhkan?” balas Ummu Darda’ . “Ikuti dan ambillah apa yang tercecer dari para tukang panen. Dan buatlah adonan untuk membuat roti darinya,”
Demikian hormat dan cintanya Ummu Darda’ kepada sang suami, sehingga satu doa pun ia ucapkan  “ Ya Allah, sesungguhnya Abu Darda’ telah melamarku dan menikahiku di dunia. Maka aku melamar suamiku kepada Engkau agar menikahkannya denganku di surga.”
Mengetahui keinginan sang istri, Abu Darda’ kemudian meminta Ummu Darda’ untuk tidak menikah lagi dengan orang lain jika Abu Darda’ meninggal lebih dahulu. Hal ini karena Abu Darda’ pernah mendengar sebuah hadits dari Rasulullah bahwasanya wanita adalah untuk suaminya yang terakhir.
Ketika kemudian Abu Darda’ meninggal dunia, Ummu Darda’ tetap berpegang teguh pada janjinya untuk tidak akan menikah lagi. Lamaran Muawiyah ia tolak karena janjinya tersebut. Tak ada lagi yang lebih ia inginkan selain pernikahan abadi dengan Abu Darda’ di surga nanti.

Majalah Ummi edisi 12 April 2009

 

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About