Pages

Selasa, 24 Februari 2015

AGAR TETAP SURVIVE

Hidup tidak selalu lurus sesuai apa yang kita impikan, lika- likunya kadang memaksa kita berhadapan dengan situasi sulit. Dan jika prahara menghampiri, persoalannya bukan lagi soal mengapa harus terjadi padaku? Atau kenapa Tuhan memberi cobaan ini? Tapi bagaimana cara kita menjalani semua ini. Hidup tidak berhenti terus berlanjut.

Prahara hidup ini bisa membuat kualitas seseorang laksana emas yang mahal dan indah. Walau benda mati emas harus dibakar, digosok, ditempa dan dicetak dengan cara tertentu untuk memperoleh kualitas yang unggul. Seperti itulah tempaan ujian terhadap seorang muslim.
Menurut Dra Mustika Thamrin Psi saat berhadapan dengan situasi  yang tidak menyenangkan pilihannya ada dua, maju atau mundur. Yang mundur, menilai cobaan ini sebagai bencana atau kesialan, sehingga menyalahkan orang lain. Apalagi cobaan berat  melibatkan harga diri, integritas sampai  matapencaharian.

Manusia  tangguh yang  berani menghadapi cobaan adalah makhluk terseleksi. Mereka sering ditempa hatinya tenang. Tidak panic  dan bereaksi  frontal saat mengalami masalah.
Pola asuh di dalam  keluarga pun berpengaruh terhadap daya tahan dan daya juang dalam menghadapi  masalah. Keluarga yang menerapkan kebebasan berpendapat terbukti lebih survive ketimbang yang otoriter.

Tips menghadapi cobaan adalah  ikhlas dan sabar. Namun pada kenyataannya jantung akan berdebar, perut sakit, tidur tidak nyenyak, kolesterol meningkat, kepala migrain kenapa? Masih menurut  Dra Rustika Thamrin  Psi karena kita belum mengoptimalkan alam bawah sadar. Kalbu kita sehingga mampu mengatur emosi dan menggerakkan kita. Sementara pikiran sadar itu adalah logika yang bekerja sistematis sesuai prosedur.

Alam bawah sadar ini harus diterapi  dengan:
  1.  Belajar tehnik nafas,
  2.  Emotional stress release,
  3.   Relaksasi dan
  4.  Self talk, meyakini bahwa kita  bisa mengatasinya.


Walaupun cobaan terlalu besar namun kita jangan terlalu fokus pada masalah. Karena kita punya tanggung jawab lain yang harus diperhatikan.                                                                                                                                                                                                                      Saat masalah menimpa, pintar- pintarlah mencari teman curhat untuk berbagi. Karena mereka akan membantu kita berdiri saat terjerumus ambang defresi. Apalagi kalau kita sudah terlalu lama menyendiri, situasi akan semakin buruk karena hidup dengan pikiran sendiri. Kita harus membuka diri, berkontemplasi kemudian memperbaiki diri maka kita akan menjadi pribadi yang lebih peka.
Momentum ujian yang terjadi bisa dijadikan titik balik, ya balik melakukan perubahan hidup. Dan kunci agar rumah tangga stabil saat ada goncangan terletak pada diri orang tua. Orang tua model bagi buah hati, jadi tetaplah tenang.Ketika ada ujian datang, yang terjadi biasanya:
1.       shock ( menyangkal ).
2.        menerima ( introspeksi ).
3.        adaptasi ( berpikir positif, menemukan hikmah di balik itu, menganalisa masalah ).
4.        bangkit ( perbaiki diri, cari ilmu dan peluang, live to change ).

                                                                                                     

0 komentar:

 

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About