Pages

Minggu, 15 Februari 2015

CINTA HAKIKI


        Cinta adalah cinta adalah cinta adalah cinta. Itulah cinta hakiki yang terlalu sederhana jika dideskripsikan atau didefinisikan dengan bahasa manusia. Sebab ia adalah hujan yang membasahi bumi, menumbuhkan bebijian, memekarkan bebungaan, meranumkan bebuahan. Sebab ia adalah matahari yang menyinari bumi dan mengalirkan energinya hingga dunia mempertontonkan aneka gerak dinamis para penghuninya. Sebab ia adalah oksigen yang memenuhi paru-paru kita, ia adalah akal yang membuat kita berbeda dengan makhluk lain, ia adalah nurani yang membuat kita beradab.


        Banyak orang yang mencari cinta, namun hanya sedikit yang mampu menggapai kehakikian. Cinta hakiki hanya dapat diselami oleh para perindu surga. Ia tidak mungkin dimiliki dan dipahami oleh mereka yang hanya merindu dunia.


        Siapakah dia penyelam cinta sejati? Ia adalah Rasulullah SAW yang cintanya pada Allah SWT membuat ia rela  bersandingkan bulan dan matahari demi kejayaan dakwah. Ia yang rela tidur beralaskan pelepah kurma kasar, menggantungkankan batu di perut untuk menahan lapar dan berpeluh mengangkat karung gandum dengan bahunya sendiri demi menjadikan dirinya benderang dunia bagi sekalian makhluk. Dialah satu-satunya sosok manusia yang masih tetap lekat ingatan pada nasib umatnya meski urat-urat lehernya tengah teregang menahankan dasyatnya sakaratul maut. Ingatkah kita padanya? Rindukah kita padanya? Cintakah kita padanya…?


       Ia adalah Usman bin Affan RA yang kekayaannya adalah berkah bagi kaum dhuafa. Ia yang merelakan 1000 kafilah unta penuh berisi bahan makanan dibagikan pada segenap penduduk Madinah yang membutuhkan demi memilih berniaga dengan balasan cinta hakiki. Ia adalah Abdullah bin Abbas RA yang muda usia namun luas ilmunya. Ia adalah Nusaibah RA yang keperempuannya tidak menjadi penghalang untuk mengangkat pedang melindungi Rasulullah SAW dalam perang Uhud. Ia adalah si gembala kecil yang membuat Umar RA menangis karena pertanyaannya: Faainallah…, saat diminta memerah susu kambing tanpa izin pemiliknya. Ia adalah Zainab binti Jahsy RA  yang keterampilannya berusaha membuat ia banyak bersedekah.



       Di manakah kini bisa kita temui sosok-sosok perindu surga penyelam cinta hakiki? Ramadhan baru saja berlalu. Aura fitri yang menyentuh nurani semoga membekas hingga 11 bulan kedepan. Sujud-sujud panjang yang kita lakukan di malam-malam Ramadhan semoga mampu hadirkan cinta hakiki di hati, menjelmakan diri menjadi pribadi baru yang lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahaja, lebih bekerja keras, lebih bisa  menghargai diri sendiri dan orang lain, lebih mudah empati, lebih bertanggungjawab, lebih bersyukur, lebih cerdas, dan tentu saja lebih ingat betapa Allah SWT dan RasulNya amat sangat mencintai kita.


 Majalah Ummi Edisi Khusus Desember 2004     

0 komentar:

 

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About