Pages

Kamis, 26 Februari 2015

UKHUWAH SUMBER KEKUATAN

Ukhuwah menurut Hasan Al Banna: “keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan aqidah”. Aqidah sebagai asas pemersatu dan pengikat yang paling kokoh dan tinggi nilainya, sementara ikatan karena faktor keturunan, suku dan lain sebagainya bersifat temporer lokal dan dianggap rendah dalam pandangan Islam.                                                                                                                                        

                                       
Ukhuwah menjadi indikasi kekuatan iman seseorang. Hubungan yang dibangun di atas rasa cinta karena Allah SWT adalah hubungan yang positif. Sehingga orang yang mencintai karena Allah dapat berjalan dengan langkah yang kokoh untuk mewujudkan tujuan yang sama.
Menurut Hasan Al Banna kekuatan yang paling utama adalah adanya persatuan, sedangkan persatuan tidak akan terwujud tanpa adanya perasaan cinta.                                                                                                                                   
Ukhuwah adalah anugerah dariNYA , “ Dan berpegang teguhlah kamu  semuanya pada tali Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan karunia-NYA  kamu menjadi bersaudara, sedangkan kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat- ayatNYA  kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.”  QS. Ali ‘Imran 103

Ukhuwah akan  menimbulkan perasaan mendalam,  penuh kelembutan, kecintaan dan penghargaan yang timbal balik sehingga mendorong seorang Mukmin bersifat “itsar” mementingkan orang lain diatas dirinya inilah perwujudan tertinggi ukhuwah. Sebagai  contoh kasus Saad bin Rabi seorang Anshar yang dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Abdurrahman bin Auf saat hijrah ke Madinah. Ia menawarkan separuh hartanya dan salah satu istrinya untuk Abdurrahman bin Auf. Jika ia berkenan akan diceraikannya untuk dinikahi oleh Abdurrahman bin Auf, namun kebalikannya Abdurrahman bin Auf mempunyai sifat “iffah” . Ia hanya meminta ditunjukkan pasar untuk memulai berusaha sendiri.

Perwujudan terendah dari ukhuwah adalah dimilikinya “ salamatus shadr”, perasaan bersih hati, dada lapang dan tidak punya ganjalan apa-apa. Amr bin Ash dijamin masuk surga  karena memiliki sifat ini. Setiap menjelang tidur  ia berdoa dan memaafkan semua kesalahan orang padanya.

Langkah- langkah menuju ukhuwah yaitu:
  1. Ta’aruf, pengenalan. Tidak hanya sebatas fisik  juga mencakup pemikiran, ide, cita- cita, kecenderungan, emosi dan karakternya      
  2.  Tafahum, saling memahami. Berarti ada timbal balik. Sehingga kita suatu saat bisa mengerti  kenapa saudara kita bersifat dan berbuat seperti itu.
  3.   Ta’liful qulub, kesatuan hati.                                                                                                Dengan senantiasa mendoakan dan membayangkan wajah- wajah saudara kita, insyaallah hati kita akan dipersatukan oleh Yang Maha Menggenggam hati. Bahkan ada kisah Tabiin yang mencatat 300 nama sahabatnya yang selalu beliau doakan sehabis shalat yang memakan waktu hampir satu jam lebih.
  4. Ta’awun, saling tolong menolong. Landasannya adalah ikhlas tanpa ada rasa berat sekalipun ketika ada saudara kena musibah. Tanpa diminta kita akan segera mendoakan dan mengulurkan tangan padanya.                                                                        5. Takaful, senasib sepenanggungan. Sikap ini sampai ke tahap seolah- olah menyatu dengan daging saudaranya.
Hati yang dipenuhi keimanan dan perasaan cinta akan menyatu dan tarik menarik dengan hati yang sejenis. Mereka akan merasakan manisnya iman sehingga akan terwujud dalam kesatuan umat yang solid, sebaliknya jika persaudaraan diwarnai perselisihan, perpecahan dan bercerai berai maka akan mudah dihancurkan.

Rasa cinta dan tersenyum adalah suluhnya ukhuwah. Menurut  KH Gazali senyum disini adalah membuat saudara kita merasa bahagia, hilang rasa sedih dan susahnya. Menurut Arifin Ilham ukhuwah adalah kekuatan, jadi ayo kita jaga ukhuwah bersama-sama.

                                                                                           

Selasa, 24 Februari 2015

AGAR TETAP SURVIVE

Hidup tidak selalu lurus sesuai apa yang kita impikan, lika- likunya kadang memaksa kita berhadapan dengan situasi sulit. Dan jika prahara menghampiri, persoalannya bukan lagi soal mengapa harus terjadi padaku? Atau kenapa Tuhan memberi cobaan ini? Tapi bagaimana cara kita menjalani semua ini. Hidup tidak berhenti terus berlanjut.

Prahara hidup ini bisa membuat kualitas seseorang laksana emas yang mahal dan indah. Walau benda mati emas harus dibakar, digosok, ditempa dan dicetak dengan cara tertentu untuk memperoleh kualitas yang unggul. Seperti itulah tempaan ujian terhadap seorang muslim.
Menurut Dra Mustika Thamrin Psi saat berhadapan dengan situasi  yang tidak menyenangkan pilihannya ada dua, maju atau mundur. Yang mundur, menilai cobaan ini sebagai bencana atau kesialan, sehingga menyalahkan orang lain. Apalagi cobaan berat  melibatkan harga diri, integritas sampai  matapencaharian.

Manusia  tangguh yang  berani menghadapi cobaan adalah makhluk terseleksi. Mereka sering ditempa hatinya tenang. Tidak panic  dan bereaksi  frontal saat mengalami masalah.
Pola asuh di dalam  keluarga pun berpengaruh terhadap daya tahan dan daya juang dalam menghadapi  masalah. Keluarga yang menerapkan kebebasan berpendapat terbukti lebih survive ketimbang yang otoriter.

Tips menghadapi cobaan adalah  ikhlas dan sabar. Namun pada kenyataannya jantung akan berdebar, perut sakit, tidur tidak nyenyak, kolesterol meningkat, kepala migrain kenapa? Masih menurut  Dra Rustika Thamrin  Psi karena kita belum mengoptimalkan alam bawah sadar. Kalbu kita sehingga mampu mengatur emosi dan menggerakkan kita. Sementara pikiran sadar itu adalah logika yang bekerja sistematis sesuai prosedur.

Alam bawah sadar ini harus diterapi  dengan:
  1.  Belajar tehnik nafas,
  2.  Emotional stress release,
  3.   Relaksasi dan
  4.  Self talk, meyakini bahwa kita  bisa mengatasinya.


Walaupun cobaan terlalu besar namun kita jangan terlalu fokus pada masalah. Karena kita punya tanggung jawab lain yang harus diperhatikan.                                                                                                                                                                                                                      Saat masalah menimpa, pintar- pintarlah mencari teman curhat untuk berbagi. Karena mereka akan membantu kita berdiri saat terjerumus ambang defresi. Apalagi kalau kita sudah terlalu lama menyendiri, situasi akan semakin buruk karena hidup dengan pikiran sendiri. Kita harus membuka diri, berkontemplasi kemudian memperbaiki diri maka kita akan menjadi pribadi yang lebih peka.
Momentum ujian yang terjadi bisa dijadikan titik balik, ya balik melakukan perubahan hidup. Dan kunci agar rumah tangga stabil saat ada goncangan terletak pada diri orang tua. Orang tua model bagi buah hati, jadi tetaplah tenang.Ketika ada ujian datang, yang terjadi biasanya:
1.       shock ( menyangkal ).
2.        menerima ( introspeksi ).
3.        adaptasi ( berpikir positif, menemukan hikmah di balik itu, menganalisa masalah ).
4.        bangkit ( perbaiki diri, cari ilmu dan peluang, live to change ).

                                                                                                     

Sabtu, 21 Februari 2015

TIPS MEMPERKUAT DAYA INGAT

                                               


Daya ingat yang tersimpan di dalam otak sangat vital bagi keberlangsungan hidup manusia, ada beberapa tips yang bisa membantu agar daya ingat terpelihara, diantaranya :
  • Bertakwa kepada Allah SWT, senantiasa mengingatNYA.
  • Meninggalkan maksiat.
  • Tidak berdusta.
  • Tidak terlalu kenyang.
  • Menjaga kebersihan, menjaga wudlu dan memakai wewangian'
  • Jangan meninggalkan sarapan pagi walaupun dalam porsi kecil.
  • Mengkonsumsi makanan seimbang dan teratur.
  • Hindari diet terlalu ketat.
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayur, zat besi dan vit B komplek.
  • Mengurangi pemakaian obat- obatan kimia.
  • Menjauhkan dari zat yang memabukkan.
  • Olahraga teratur.
  • Tidur dan bangunlah dengan segera.
  • Dianjurkan minum madu dan jintan hitam.

Ummu Darda' Ash sughra Dipersatukan Dalam Indahnya Ilmu

bunga 10.jpg

         Ada banyak hal yang melatarbelakangi manusia dalam memilih pasangan hidup. Dan keilmuan serta pemahaman yang cerdas terhadap ajaran islamlah yang membuat Abu Darda’, salah seorang sahabat Rasulullah, memilih Hujaimah binti Huyai Al Wasshabiyah yang kemudian lebih dikenal sebagai Ummu Darda’ Ash Shugra.

Sebelum Abu Darda’ menikahinya, Ummu Darda’ adalah seorang anak yatim yang diasuh oleh Abu Darda’. Nama Ummu Darda’ Ash Sughra beliau peroleh karena ia dinikahi Abu Darda’ setelah istri pertamanya, Khairah binti Hadrad atau yang dikenal pula sebagai Ummu Darda’, meninggal dunia. Untuk membedakannya dengan istri pertama, maka dipanggillah ia dengan Ummu Darda’ Ash Sugra atau yang lebih muda.

Sejak kecil Abu Darda’ selalu menyertakannya untuk mengikuti majelis ilmu serta shalat berjamaah bersama kaum laki-laki. Ummu Darda’ pun mendapat kesempatan mempelajari ayat-ayat al Qur’an langsung dari para ahlinya sehingga ia tumbuh menjadi wanita yang baik bacaan Qur’annya serta baik pula pemahamannya terhadap ayat-ayat tersebut. Hal ini terus berlangsung sampai ia baligh dan kemudian bergabung dengan majelis ilmu bersama kaum perempuan.

Abu Darda’ adalah salah satu guru Ummu Darda’ Ash Sughra . Abu Darda’ sangat mengagumi kemampuan Ummu Darda’ dalam menghapal al Qur’an. Setelah Ummu Darda’ dewasa Abu Darda’ kemudian menikahinya. Hal ini semakin membuat Ummu Darda’memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak dan leluasa dengan Abu Darda’. Kesempatan yang semakin mengasah kecerdasan Ummu Darda’. Bagaimana tidak, bila dua orang pecinta ilmu bersatu maka dapat dibayangkan bagaimana kondisi rumah tangga yang akan terbangun. Tentu suasana diskusi dan belajarlah yang akan mendominasi aktivitas kehidupan rumah tangga mereka. Hal inilah yang semakin menguatkan cinta mereka berdua.

Selain belajar dengan sang suami, Ummu Darda’ juga memiliki kesempatan belajar kepada Salman AL Farisi, Abu Hurairah, Abu Malik Al Anshari, Fadhalah bin Ubaid serta Ummul Mukminin Aisyah.

Tak hanya pelajar yang cerdas, Ummu Darda’ juga seorang guru piawai dalam membagi ilmunya. Tercatat banyak ulama terkemuka yang menimba ilmu dari Ummu Darda’.
Selain pelajaran tentang al Qur’an, ada banyak hal yang juga didapat oleh Ummu Darda’ dari sang suami. Misalnya saja nasehat tentang qanaah. Dalam suatu kesempatan Abu Darda’ pernah berujar kepada sang istri, “ Jangan pernah meminta sesuatu kepada orang lain . ” Lantas bagaimana kalau aku membutuhkan?” balas Ummu Darda’ . “Ikuti dan ambillah apa yang tercecer dari para tukang panen. Dan buatlah adonan untuk membuat roti darinya,”
Demikian hormat dan cintanya Ummu Darda’ kepada sang suami, sehingga satu doa pun ia ucapkan  “ Ya Allah, sesungguhnya Abu Darda’ telah melamarku dan menikahiku di dunia. Maka aku melamar suamiku kepada Engkau agar menikahkannya denganku di surga.”
Mengetahui keinginan sang istri, Abu Darda’ kemudian meminta Ummu Darda’ untuk tidak menikah lagi dengan orang lain jika Abu Darda’ meninggal lebih dahulu. Hal ini karena Abu Darda’ pernah mendengar sebuah hadits dari Rasulullah bahwasanya wanita adalah untuk suaminya yang terakhir.
Ketika kemudian Abu Darda’ meninggal dunia, Ummu Darda’ tetap berpegang teguh pada janjinya untuk tidak akan menikah lagi. Lamaran Muawiyah ia tolak karena janjinya tersebut. Tak ada lagi yang lebih ia inginkan selain pernikahan abadi dengan Abu Darda’ di surga nanti.

Majalah Ummi edisi 12 April 2009

Minggu, 15 Februari 2015

DENGKI

   Dengki merupakan penyakit sosial dan psikologis yang berbahaya dan dapat merugikan penderitanya juga masyarakat.Dengki bermula dari rasa cemburu yang tidak segera disadari dan diobati sehinga mengakar ke dalam jiwa.

Alkisah,dulu ada seorang tetangga yang cemburu kepada tetangganya sendiri.Ketika tetangganya mendapatkan kebahagiaan atau keberuntungan,dia bersedih dan sakit hati.Sehingga menyebabkan kedengkian yang teramat sangat  dan mengantarkannya pada kematian.Konon di suatu hari dia menyusun rencana bersama pembantunya,bahwa pembantu itu harus membunuh dirinya dan bilang kepada semua bahwa yang telah membunuhnya adalah tetangganya.Ditangkap dan dipenjaralah tetangga yang telah difitnah itu. selang beberapa waktu datang sang pembantu mengakui bahwa yang telah membunuh majikannya adalah dirinya atas perintah majikan yang tidak suka melihat tetangganya bahagia.Dia mengakui semua kesalahannya dan rela menggantikan posisinya di penjara karena selama ini dia merasa bersalah dan selalu dihantui dosa sehingga hidupnya tidak tenang.

       Betapa sangat mengerikannya akibat dari kejahatan hati yang  dengki,bahkan dirinya  rela sakit dan menderita asal orang yang didengkinya menderita.

       Sungguh Allah,SWT sangat bijaksana dan menuntun hambanya untuk senantiasa berlindung kepadaNYA dari kejahatan yang bernama dengki ini.Sebagaimana firmanNYA “Dan dari kejahatan dengki apabila dia dengki." (QS. Al Falaq 5)

       Rasulullah,SAW pun bersabda:”Bukan dari golonganku orang yang pendengki dan orang yang suka mengadu domba. Betapa sangat meruginya ,dan sungguh kita termasuk orang yang bangkrut akibat ulah hati yang “dengki” .Ibarat kayu bakar yang habis tak bersisa dilahap api, karena dengki penghancur kebaikan.Orang yang dengki itu sangat susah ketika melihat orang lain senang dan sangat senang ketika melihat orang lain susah.Istilahnya “SMS” kalau kata Aa Gym.Susah melihat orang senang dan senang melihat melihat orang susah.

       Ketika sinya "SMS"ini terdeteksi ada di dalam hati segeralah diantisipasi sebelum menjadi penyakit hati yang kronis,yaitu dengan cara meningkatkan perasaan keagamaan,memperkuat aqidah.Karena orang yang aqidahnya kuat akan yakin bahwa Allah,SWT adalah sumber dari segala nikmat.Dia akan bersungguh-sungguh berusaha dan memohon kebaikan kepadaNYA serta sekuat tenaga .menjauhkan diri dari kedengkian.


CINTA HAKIKI


        Cinta adalah cinta adalah cinta adalah cinta. Itulah cinta hakiki yang terlalu sederhana jika dideskripsikan atau didefinisikan dengan bahasa manusia. Sebab ia adalah hujan yang membasahi bumi, menumbuhkan bebijian, memekarkan bebungaan, meranumkan bebuahan. Sebab ia adalah matahari yang menyinari bumi dan mengalirkan energinya hingga dunia mempertontonkan aneka gerak dinamis para penghuninya. Sebab ia adalah oksigen yang memenuhi paru-paru kita, ia adalah akal yang membuat kita berbeda dengan makhluk lain, ia adalah nurani yang membuat kita beradab.


        Banyak orang yang mencari cinta, namun hanya sedikit yang mampu menggapai kehakikian. Cinta hakiki hanya dapat diselami oleh para perindu surga. Ia tidak mungkin dimiliki dan dipahami oleh mereka yang hanya merindu dunia.


        Siapakah dia penyelam cinta sejati? Ia adalah Rasulullah SAW yang cintanya pada Allah SWT membuat ia rela  bersandingkan bulan dan matahari demi kejayaan dakwah. Ia yang rela tidur beralaskan pelepah kurma kasar, menggantungkankan batu di perut untuk menahan lapar dan berpeluh mengangkat karung gandum dengan bahunya sendiri demi menjadikan dirinya benderang dunia bagi sekalian makhluk. Dialah satu-satunya sosok manusia yang masih tetap lekat ingatan pada nasib umatnya meski urat-urat lehernya tengah teregang menahankan dasyatnya sakaratul maut. Ingatkah kita padanya? Rindukah kita padanya? Cintakah kita padanya…?


       Ia adalah Usman bin Affan RA yang kekayaannya adalah berkah bagi kaum dhuafa. Ia yang merelakan 1000 kafilah unta penuh berisi bahan makanan dibagikan pada segenap penduduk Madinah yang membutuhkan demi memilih berniaga dengan balasan cinta hakiki. Ia adalah Abdullah bin Abbas RA yang muda usia namun luas ilmunya. Ia adalah Nusaibah RA yang keperempuannya tidak menjadi penghalang untuk mengangkat pedang melindungi Rasulullah SAW dalam perang Uhud. Ia adalah si gembala kecil yang membuat Umar RA menangis karena pertanyaannya: Faainallah…, saat diminta memerah susu kambing tanpa izin pemiliknya. Ia adalah Zainab binti Jahsy RA  yang keterampilannya berusaha membuat ia banyak bersedekah.



       Di manakah kini bisa kita temui sosok-sosok perindu surga penyelam cinta hakiki? Ramadhan baru saja berlalu. Aura fitri yang menyentuh nurani semoga membekas hingga 11 bulan kedepan. Sujud-sujud panjang yang kita lakukan di malam-malam Ramadhan semoga mampu hadirkan cinta hakiki di hati, menjelmakan diri menjadi pribadi baru yang lebih ikhlas, lebih sabar, lebih bersahaja, lebih bekerja keras, lebih bisa  menghargai diri sendiri dan orang lain, lebih mudah empati, lebih bertanggungjawab, lebih bersyukur, lebih cerdas, dan tentu saja lebih ingat betapa Allah SWT dan RasulNya amat sangat mencintai kita.


 Majalah Ummi Edisi Khusus Desember 2004     
 

Translate

Diberdayakan oleh Blogger.

Blogroll

About