Ukhuwah menurut Hasan
Al Banna: “keterikatan hati dan jiwa satu sama lain dengan aqidah”. Aqidah sebagai
asas pemersatu dan pengikat yang paling kokoh dan tinggi nilainya, sementara
ikatan karena faktor keturunan, suku dan lain sebagainya bersifat temporer lokal
dan dianggap rendah dalam pandangan Islam.
Ukhuwah menjadi indikasi kekuatan iman seseorang. Hubungan
yang dibangun di atas rasa cinta karena Allah SWT adalah hubungan yang positif.
Sehingga orang yang mencintai karena Allah dapat berjalan dengan langkah yang
kokoh untuk mewujudkan tujuan yang sama.
Menurut Hasan Al Banna kekuatan yang paling utama adalah
adanya persatuan, sedangkan persatuan
tidak akan terwujud tanpa adanya perasaan
cinta.
Ukhuwah adalah anugerah dariNYA , “ Dan berpegang teguhlah
kamu semuanya pada tali Allah, dan
janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu, sehingga dengan
karunia-NYA kamu menjadi bersaudara,
sedangkan kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
sana. Demikianlah Allah menerangkan ayat- ayatNYA kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.” QS. Ali ‘Imran 103
Ukhuwah akan
menimbulkan perasaan mendalam,
penuh kelembutan, kecintaan dan penghargaan yang timbal balik sehingga mendorong seorang Mukmin bersifat “itsar” mementingkan orang lain diatas
dirinya inilah perwujudan tertinggi ukhuwah. Sebagai contoh kasus Saad bin Rabi seorang Anshar
yang dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Abdurrahman bin Auf saat hijrah ke
Madinah. Ia menawarkan separuh hartanya dan salah satu istrinya untuk
Abdurrahman bin Auf. Jika ia berkenan akan diceraikannya untuk dinikahi oleh
Abdurrahman bin Auf, namun kebalikannya Abdurrahman bin Auf mempunyai sifat “iffah” . Ia hanya meminta ditunjukkan
pasar untuk memulai berusaha sendiri.
Perwujudan terendah
dari ukhuwah adalah dimilikinya “ salamatus
shadr”, perasaan bersih hati, dada lapang dan tidak punya ganjalan apa-apa.
Amr bin Ash dijamin masuk surga karena
memiliki sifat ini. Setiap menjelang tidur ia berdoa dan memaafkan semua kesalahan orang
padanya.
Langkah- langkah menuju ukhuwah yaitu:
Langkah- langkah menuju ukhuwah yaitu:
- Ta’aruf, pengenalan. Tidak hanya sebatas fisik juga mencakup pemikiran, ide, cita- cita, kecenderungan, emosi dan karakternya
- Tafahum, saling memahami. Berarti ada timbal balik. Sehingga kita suatu saat bisa mengerti kenapa saudara kita bersifat dan berbuat seperti itu.
- Ta’liful qulub, kesatuan hati. Dengan senantiasa mendoakan dan membayangkan wajah- wajah saudara kita, insyaallah hati kita akan dipersatukan oleh Yang Maha Menggenggam hati. Bahkan ada kisah Tabiin yang mencatat 300 nama sahabatnya yang selalu beliau doakan sehabis shalat yang memakan waktu hampir satu jam lebih.
- Ta’awun, saling tolong menolong. Landasannya adalah ikhlas tanpa ada rasa berat sekalipun ketika ada saudara kena musibah. Tanpa diminta kita akan segera mendoakan dan mengulurkan tangan padanya. 5. Takaful, senasib sepenanggungan. Sikap ini sampai ke tahap seolah- olah menyatu dengan daging saudaranya.
Hati yang dipenuhi keimanan dan perasaan cinta akan menyatu
dan tarik menarik dengan hati yang sejenis. Mereka akan merasakan manisnya iman
sehingga akan terwujud dalam kesatuan umat yang solid, sebaliknya jika persaudaraan
diwarnai perselisihan, perpecahan dan bercerai berai maka akan mudah
dihancurkan.
Rasa cinta dan tersenyum adalah suluhnya ukhuwah. Menurut KH
Gazali senyum disini adalah membuat saudara kita merasa bahagia, hilang rasa
sedih dan susahnya. Menurut Arifin Ilham ukhuwah adalah kekuatan, jadi ayo kita
jaga ukhuwah bersama-sama.