Hidup tidak selalu lurus sesuai apa yang kita impikan, lika-
likunya kadang memaksa kita berhadapan dengan situasi sulit. Dan jika prahara
menghampiri, persoalannya bukan lagi soal mengapa harus terjadi padaku? Atau
kenapa Tuhan memberi cobaan ini? Tapi bagaimana cara kita menjalani semua ini.
Hidup tidak berhenti terus berlanjut.
Prahara hidup ini bisa membuat kualitas seseorang laksana
emas yang mahal dan indah. Walau benda mati emas harus dibakar, digosok,
ditempa dan dicetak dengan cara tertentu untuk memperoleh kualitas yang unggul.
Seperti itulah tempaan ujian terhadap seorang muslim.
Menurut Dra Mustika Thamrin Psi saat berhadapan dengan
situasi yang tidak menyenangkan pilihannya
ada dua, maju atau mundur. Yang mundur, menilai cobaan ini sebagai bencana atau
kesialan, sehingga menyalahkan orang lain. Apalagi cobaan berat melibatkan harga diri, integritas sampai matapencaharian.
Manusia tangguh yang berani menghadapi cobaan adalah makhluk
terseleksi. Mereka sering ditempa hatinya tenang. Tidak panic dan bereaksi
frontal saat mengalami masalah.
Pola asuh di dalam
keluarga pun berpengaruh terhadap daya tahan dan daya juang dalam
menghadapi masalah. Keluarga yang
menerapkan kebebasan berpendapat terbukti lebih survive ketimbang yang
otoriter.
Tips menghadapi cobaan adalah ikhlas dan sabar. Namun pada kenyataannya jantung
akan berdebar, perut sakit, tidur tidak
nyenyak, kolesterol meningkat, kepala migrain kenapa? Masih menurut Dra Rustika Thamrin Psi karena kita belum mengoptimalkan alam
bawah sadar. Kalbu kita sehingga mampu mengatur emosi dan menggerakkan kita.
Sementara pikiran sadar itu adalah logika yang bekerja sistematis sesuai
prosedur.
Alam bawah sadar ini harus diterapi dengan:
- Belajar tehnik nafas,
- Emotional stress release,
- Relaksasi dan
- Self talk, meyakini bahwa kita bisa mengatasinya.
Walaupun cobaan terlalu besar namun kita jangan terlalu fokus
pada masalah. Karena kita punya tanggung jawab lain yang harus
diperhatikan. Saat
masalah menimpa, pintar- pintarlah mencari teman curhat untuk berbagi. Karena
mereka akan membantu kita berdiri saat terjerumus ambang defresi. Apalagi kalau
kita sudah terlalu lama menyendiri, situasi akan semakin buruk karena hidup
dengan pikiran sendiri. Kita harus membuka diri, berkontemplasi kemudian
memperbaiki diri maka kita akan menjadi pribadi yang lebih peka.
Momentum ujian yang terjadi bisa dijadikan titik balik, ya
balik melakukan perubahan hidup. Dan kunci agar rumah tangga stabil saat ada
goncangan terletak pada diri orang tua. Orang tua model bagi buah hati, jadi
tetaplah tenang.Ketika ada ujian datang,
yang terjadi biasanya:
1.
shock ( menyangkal ).
2.
menerima
( introspeksi ).
3.
adaptasi
( berpikir positif, menemukan hikmah di balik itu, menganalisa masalah ).
4.
bangkit (
perbaiki diri, cari ilmu dan peluang, live to change ).